PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah Visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi Visi untuk mewujudkan “ Keluarga Berkualitas Tahun 2015 “. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Visi tersebut di jabarkan kedalam enam misi, Yaitu :
1. Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas
2. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
4. Meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak – hak reproduksi
5. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui program Keluarga Berencana
6. Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
Berdasarkan Visi dan misi diatas, Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.Kontribusi program keluarga berencana tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making Pregnency Safer.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana disamping alsan lain yaitu membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap kehamilan. Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga karena ketidak tahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan dan metode kontrasepsi tersebut. Dimana kalo kita lihat pengrtian dari kontrasepsi itu adalah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha – usaha itu dapat bersifat sementara. Dapat juga bersifat permanen.
Metode kontrasepsi yang disediakan secara umum ada 2 yaitu kontrasepsi tanpa menggunakan alat / obat, contohnya senggama terputus, pembilasan pasca senggama, perpanjangan masa menyusui anak dan pantang berkala, dan kontrasepsi yang menggunakan alat, contohnya kondom, suntikan, pil, norplant dan tidak lupa IUD / AKDR.
B. TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan Pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu metode kontrasepsi IUD / AKDR
C. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khususnya adalah mengetahui secara rinci tentang metode kontrasepsi IUD / AKDR itu sendiri.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan perempuan dan anak, serta merupakan hak asasi manusia. Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel.Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif.
Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR ( alat kontrasepsi dalam rahim ).
Dimana profil dari AKDR itu sendiri antara lain :
- Sangat efektif, reversibel dan berjangka waktu panjang ( Dapat sampai 10 tahun : CuT 380A
- Haid menjadi lebih banyak dan lebih lama
- Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
- Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
- Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual ( IMS ).
Mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti, tetapi cara kerjanya bersifat lokal. Sebagai bukti dapat di jumpai kehamilan dengan AKDR.AKDR dalam keadaan kolaps membuat suasana pada fundus uteri menjadi normal dan siap menerima hasil konsepsi. ( Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga Berncana untuk pendidikan bidan, Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG )
Mekanisme kerja lokal AKDR sebagai berikut :
1. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan Leokosit, Makrofag dan limfosit.
2. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalagi kapasitras spermatozoa.
3. Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh magrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
Untuk lebih jelasnya mengenai AKDR akan kita bahas pada Bab III di Pembahasan.
BAB III
PEMBAHASAN
IUD / AKDR yang merupakan salah satu metode kontrasepsi dalam rahim mempunyai atau memiliki beberapa jenis yaitu :
Jenis dari IUD ini bermacam – macam,paling umum dulu disebut atau dikenal dengan nama Spiral seperti contoh :
- Lippes – Loop
- Saf-T-Coil
- Dana – Super
- Copper – T (Gyne-T)
- Copper – 7 (Gravigard)
- Multiload
- Progesterone IUD
Dari berbagai jenis IUD diatas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada 3 macam jenis Yaitu :
1. IUD Copper T, Terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD.
2. IUD Nova T, Terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.
3. IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas horman levonolgestrel ( Hormon Progesteron ) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.
Cara kerja dari AKDR yaitu :
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
- AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Semua jenis alat kontrasepsi pasti memiliki keuntungan dan kerugian, seperti halnya metode kontrasepsi AKDR ini, memiliki keuntungan antara lain yaitu :
Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
Tidak ada efeksamping hormonal dengan Cu AKDR
Tidak mempengaruhi lkwalitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
Dapat digunakan samapi menopause
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Membantu mencegah kehamilan ektopik
Kerugian dari AKDR yaitu :
Efek samping yang umum terjadi :
- Perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkuramng setelah 3 bulan )
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan ( Spoting ) antar menstruasi
- Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain :
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
- Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
- Perforasi dinding uterus ( Sangat jarang apabila pemasangan benar )
Tidk mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvikdiperlukan dalam pemasangan AKDR. Sering kali perempuan takut selama pemasangan
Sedikit nyeri dan perdarahan
Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu
Siapa saja yang bisa memakai AKDR adalah :
· Usia reproduksi
· Keadaan nulipara
· Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
· Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
· Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
· Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya in feksi
· Resiko rendah dari IMS
· Tidak menghendaki metode hormonal
· Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
· Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR yaitu :
v Sedang hamil ( diketahui hamil atau kemungkinan hamil )
v Perdarahan vagina yang tidak diketahui ( sampai dapat dievaluasi )
v Sedang menderita infeksi alat genetalia ( Vaginitis, servisitis )
v Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi cavum uteri
v Penyakit tropoblas yang gamas
v Diketahui menderita TBC pelvik
v Kanker alat genitalia
v Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Efek samping dari pada AKDR ini adalah :
Amenorhoe
Kejang
Perdarahan vagina yang hebat dan teratur
Benang yang hilang
Adanya pengeluaran cairan dari vagina
1. Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa :
a. Ekspulsi spontan
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi
Telah diketahui angka kontinuitas pemakaian IUD adalah ;
a. 70-90 per 100 wanita setelah satu tahun
b. Di Indonesia 65-75% akseptor IUD masih tetap memakai IUD-nya dibandingkan 30-40% yang memakai pil oral (Hanafi, 2003)
a. Ekspulsi spontan
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi
Telah diketahui angka kontinuitas pemakaian IUD adalah ;
a. 70-90 per 100 wanita setelah satu tahun
b. Di Indonesia 65-75% akseptor IUD masih tetap memakai IUD-nya dibandingkan 30-40% yang memakai pil oral (Hanafi, 2003)
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :
a. IUD-nya
1) ukuran
2) Bentuk
3) Mengandung Cu atau progesterone
b. Akseptor
1) umur
2) paritas
3) frekuensi senggama
a. IUD-nya
1) ukuran
2) Bentuk
3) Mengandung Cu atau progesterone
b. Akseptor
1) umur
2) paritas
3) frekuensi senggama
3. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan ekspulsi dan pengangkutan atau pengeluaran IUD
b. Makin muda usia , terutama pada nulligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkutan/pengeluaran IUD.
Indonesian Association for Secure Contraception
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita mengambil kesimpulan umum tentang AKDR sebagai berikut :
AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan
AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama
Kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa hari setelah pemasangan
Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih banyak dan lama
AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk Virus AIDS
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan, Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG. Tahun 1998
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta, tahun 2003
Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Tahun 2008
Kontrasepsi untuk Wanita oleh Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia ( PKMI )
KB – Keluarga Berencana, Lisady – kb.blogspot.com
Alat Kontrasepsi dalam Rahim, www.scribd.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar