Senin, 25 Juli 2011

PLASENTA PREVIA dengan 7 LANGKAH VARNEY


A.        LATAR BELAKANG

            Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal dan di Nusa Tenggara Barat saat ini dikenal dengan program AKINO dan ABINO yang sedang gencar – gencarnya dilaksanakan. Untuk menurunkan angka kematian Ibu ini diharapkan kepada seluruh ibu hamil yang ada untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan sedini mungkin untuk mendeteksi dini adanya kelainan ataupun gangguan yang ada pada dirinya ataupun yang ada pada diri bayi yang masih dalam kandungan.
            Kenapa ibu hamil diharuskan untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin, itu disebabkan oleh karena masalah yang dialami ibu hamil itu sangat tidak bisa kita terka apa yang bisa terjadi pada kehamilannya, seperti contoh posisi bayi bisa sungsang atau lintang, ibu mungkin terkena anemia dan bisa juga terjadi perdarahan sebelum bayi berumur cukup bulan atau aterm.
            Perdarahan sebelum bayi berumur cukup bulan atau aterm ini bisa disebabkan oleh karena salah satunya yaitu plasenta atau ari – arinya menutupi jalan lahir atau biasa kita sebut Plaseta Previa. Plasenta Previa ini kalau tidak segera di tangani bisa mengakibatkan kematian pada ibu ataupun kematian pada bayinya, karena itu sangat membutuhkan tindakan segera untuk mencegahnya.

LANDASAN TEORI

Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
           
            Ada 7 langkah dalam Managemen Kebidanan menurut Varney yaitu :

·  Ø Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar, berisi semua informasi yg akurat   dan   lengkap dari semua sumber yg berkaitan dgn kondisi klien, data subjektif data objektif.
·         Data subjektif: yg menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yg termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan & nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif : yg menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium da test diagnostic lain yg dirumuskan dalam data fokus.
·         Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yg sesuai dengan kebutuhan  dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan penunjang (laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya).
  •  Langkah IIØ : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yg benar
  • .Langkah III : MengidentifikasiØdata-data yg telah dikumpulkan.  Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yg sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
·    Langkah  ØIV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk  konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dgn anggota tim
  • Langkah V : MenyusunØkesehatan yg lain sesuai dengan kondisi klien.  rencana asuhan yg menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yg ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yg telah diidentifikasi atau diantisipasi.
·   LangkahØ VI : pelasanaan langsung asuhan dgn efesien dan aman Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yg diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
  • Langkah VII :Øtanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.  Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yg sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar akan terpenuhi sesuai dgn kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Recana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
Diatas kami sudah memaparkan teori tentang Managemen Kebidanan menurut Varney, selanjutnya yang akan kami tampilkan yaitu teori tentang Plasenta Previa.
Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). secara harfiah berarti plasenta yang implantasinya (nempelnya) tidak pada tempat yang seharusnya, yaitu dibagian atas rahim dan menajuhi jalan lahir. Cara deteksinya tentu saja dengan pemeriksaan USG. Jika ditemukan Plasenta Previa maka dilakukan pemantauan untuk melihat posisi plasentanya setiap bulan.Plasenta Previa merupakan penyebab utama perdarahan pada trimester ke III. Gejalanya berupa perdarahan tanpa rasa nyeri. Timbulnya perdarahan akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan antara segmen atas rahim yang lebih cepat dibandingkan segmen bawah rahim yang lebih lambat. Hal ini mengakibatkan ada bagian plasenta yang terlepas dan mengeluarkan darah. Perdarahan ini akan lebih memicu perdarahan yang lebih banyak akibat darah yang keluar (melalui trombin) akan merangsang timbulnya kontraksi.
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu 
  • Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
  • Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
  • Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.
  • Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.

Ciri – ciri plasenta previa
  1. Perdarahan tanpa nyeri
  2. Perdarahan berulang
  3. Warna perdarahan merah segar
  4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
  5. Timbulnya perlahan-lahan
  6. Waktu terjadinya saat hamil
  7. His biasanya tidak ada
  8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
  9. Denyut jantung janin ada
  10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
  11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
  12. Presentasi mungkin abnormal.
ETIOLOGI

Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.

Diagnosis plasenta previa:
  1. Anamnesis : adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung tanpa sebab.
  2. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka kepala belum masuk pintu atas panggul.
  3. Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum.
  4. USG untuk menentukan letak plasenta.
  5. Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.
Penatalaksanaan plasenta previa
  • Konservatif bila :
  1. Kehamilan kurang 37 minggu.
  2. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
  3. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
  4. perjalanan selama 15 menit).
  • Penanganan aktif bila : a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
  1. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
  2. Anak mati
Perawatan konservatif berupa :
  • Istirahat.
  • Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
  • Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
  • Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.

Penanganan aktif berupa :
  • Persalinan per vaginam.
  • Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
  1. Plasenta previa marginalis
  2. Plasenta previa letak rendah
  3. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.
Indikasi melakukan seksio sesar :
  • Plasenta previa totalis
  • Perdarahan banyak tanpa henti.
  • Presentase abnormal.
  • Panggul sempit.
  • Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum matang).
Gawatjanin
Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesar maka lakukan pemasangan cunam Willet atau versi Braxton Hicks.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.C DI PUSKESMAS TERARA

Tanggal           : 15 juni 2010
Waktu             : 08.00 wita
Tempat            : Puskesmas Terara                 

I. PENGUMPULAN DATA
A.    Pengkajian
1.      Biodata
Istri                                                                    Suami
Nama                 : Ny. C                                                Tn. B
Umur                 : 24 Thn                                   30 Thn
Agama               : Islam                                     Islam
Suku                  : Sasak / Indonesia                  Sasak / Indonesia
Pendidikan        : SMP                                      SMP
Pekerjaan           : IRT                                        Swasta
Alamat              : Praubanyar                            Praubanyar

2.      Keluhan Utama :
Ibu mengatakan hamil anak ke 1 , usia kehamilan 8 bulan,ibu mengeluh ada pengeluaran darah pervaginam dua kain basah secara tiba – tiba.

                3.   Riwayat haid 
Menarche          : 12 tahun
Siklus                : 28 hari
Banyaknya        : 2 – 3 kali ganti pembalut sehari
Lamanya           : 7 hari
Sifat darah        : merah bercampur gumpalan
HPHT                : 8 – 10 – 2009
HTP                   : 15 – 7 – 2010
4. Riwayat perkawinan
Ibu menikah 1 kali, status perkawinan sah sebagai istri pertama, usia   pernikahan 4 tahun usia saat menikah 20 tahun.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Tempat Persalinan
UK
Jenis Persalinan
Penolong
Riwayat Penyakit
JK
BBL
Umur
Hamil
Bersalin
Nifas

































                     6. Riwayat kehamilan sekarang                                                      
                        a. Trimester I               : 2 X di Bidan
                            Keluhan  : ibu mengatakan mual dan muntah
                            Anjuran   : Banyak istirahat, makan porsi sedikit tapi sering
                        b. Trimester II             : 3 X di Bidan
                            Keluhan  : Ibu mengatakan sering merasa cepat lelah dan pegal-pegal
                            Anjuran   : - Ajarkan ibu senam hamil
                                              - Makan-makannan yang bergizi dan minum Fe
                        c. Trimester III            : 3 X di Bidan
                            Keluhan  : Ibu mengatakan ada pengeluaran darah pervaginam
                            Anjuran  : - Istirahat yang cukup dan kurangi aktifitas yang berat
                                             - Periksa kehamilan ke bidan                
7.  Riwayat Kesehatan Ibu
    a. Riwayat kesehatan sekarang
        Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita                                 
        Penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM, Hipertensi, dll.
    b. Riwayat kesehatan yang lalu
        Ibu mengataakan tidak mempunyai penyakit menular dan menurun seperti  
        Asma, DM, Hipertensi, TORCH, Hepatitis, tidak ada keturunan kembar.

8.  Riwayat Kesehatan Keluarga
     Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit  
     Menular dan menurun seperti : Asma, DM, Hipertensi, Paru-paru, kanker, 
     Hepatitis, dll, tidak ada keturunan kembar.
 9.  Riwayat kontrasepsi
      Belum pernah pakai
      Rencana setelah persalinan akan menggunakan KB suntik (3 bulan).
10. Data kebiasaan Sehari-hari
    1. Pola Nutrisi
        • Selama hamil
          Frekuensi                    : 3 X sehari,porsi sedang, tidak ada pantangan.
         
Komposisi                  : Nasi, sayur, lauk, buah, Minum 7 – 8 gelas / hari,                                          Susu 1 gelas
    2. Pola Eliminasi
       • Selama hamil
         BAK                           : 6 X / hari,bau khas,warna kuning jernih,kelhan                                                          tidak ada
         BAB                            : 1 X/hari, bau khas, warna kuning, tidak ada                                                                           keluhan
    3. Pola Istirahat
      • Selama hamil               : tidur malam 7-8 jam, siang 2 jam
    4.
Pola kebersihan Diri
      • Selama hamil               : mandi 2 x/hari, ganti baju + celana dalam 2x/hari,
                                              Gosok gigi 2x/hr, keramas 3x/mggu
           5. Pola Kehidupan Seksual
         • Selama hamil               : 1x seminggu, tidak ada kontak bleeding,tidak ada                                                    keluhan

11. Data psikologis
      Emosional ibu stabil dan keluarga serta ibu sangat senang dgn   kehamilannya
12. Riwayat Sosial Budaya
      - Ibu tidak mempunyai pantangan dalam makanan/alergi dalam makanan dan
            obat
          - Ibu tidak minum jamu.

13. Data Spiritual
      Ibu mengatakan taat menjalankan ibadah sesuai agamanya.

B. Pemeriksaan fisik
     1. Pemeriksaan umum
         • Keadaan umum : Baik, kesadaran:composmetis
         • TTV
            -  TD                : 110/70 mmHg
                -  N                  : 84 x/ menit
            -  S                   : 36o C
                -  R                  : 20 x/ menit
         • BB Selama hamil         :60 kg
             • TB                    : 155 cm
         • Status present
            - Rambut         : Bersih, tidak rontok.
            - Muka             : Cloasma tidak ada , tidak pucat.
            - Mata             : Pandangan tidak kabur,konjungtiva tidak anemis,sclera
                                      Tidak ikterik.
- Hidung          : Bersih tidak ada polip
- Telinga          : Bersih ,tidak ada serumen.
- Mulut            : Tidak sariawan , tidak ada caries dentis.
- Leher             : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
- Dada                         : Simetris , tidak ada retraksi interkostal.
- Jantung         : Normal
- Paru               : Normal

- Abdomen      : membesar sesuai dengan umur kehamilan
- Genetalia       : Ada pengeluaran darah pervaginam banyaknya 200 cc-
- Leopold I      : T Fut 30 cm, TBJ : 2790 gram
- Leopold II    : Puki
- Leopold III   : Teraba bantalan pada segmen bawah rahim
- Leopld IV     : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
               2. Pemeriksaan Laboratorium
                           - HB             : 9,4 gr%
                           - Protein Urine : -
                           - Reduksi          : -
               3. Pemeriksaan penunjang
                   USG  : Terlihat ada bagian yang menutupi jalan lahir yaitu plasenta

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
     Diagnosa : Ibu GI Po Ao hamil 32 minggu,janin tunggal, hidup, memanjang,     intra uterin,puki, presentasi bokong, belum masuk PAP, ibu Plasenta previa totalis.
     Dasar:
-          Ada pengeluaran darah pervaginam sebanyak 200 cc atau 2 kain basah yang     bercampur stolsel secara tiba-tiba.
-          Pada saat palpasi dirasakan ada suatu bantalan yang mengganjal pada segmen bawah rahim
-          Bagian terbawah janin belum turun
-          Dijumpai kesalahan letak janin yaitu bukan presentasi kepala
-          Tidak terdapat nyeri tekan pada saat palpasi
-          Leopold I  : T Fut 30 cm, TBJ 2790 gram
-          Leopold II : Puki
-          Leopold III: Teraba bantalan pada segmen bawah rahim
-          Leopold IV: Bagian terbawah janin belum masuk PAP
-          DJJ  : 158 x/mt
-          HB  : 9,4 gr%
-          Ibu mengatakan hamil anak ke 1
       Masalah  :  - Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan terjadinya perdarahan     pervaginam karena adanya plasenta previa totalis.
Dasar       : -    Ibu mengatakan cemas karena mengeluarkan darah banyak
-          Jumlah perdarahan 2 kain basah atau 200 cc
-          Terjadi perdarahan secara tiba -  tiba
       Masalah : Gangguan aktifitas sehubungan dengan terjadinya perdarahan pervaginam karena adanya plasenta previa totalis.
Dasar       : -    ibu mengatakan cepat merasa lelah
-          Ibu tidak boleh banyak beraktifitas karena akan memperbanyak perdarahan
-          Ibu mengatakan cepat merasa pegal-pegal pada pinggang
Kebutuhan :  Penyuluhan tentang istirahat ibu
-          Anjurkan ibu untuk istirahat total / tirah baring
-          Jangan banyak melakukan gerakan atau aktifitas

III.             IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1.      Potensial terjadi perdarahan antepartum pada ibu
2.      Potensial terjadi gawat janin
3.      Potensial terjadi aspeksia pada bayi

IV.             IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
            Kolaborasi dengan doktersegera mungkin jika terjadi komplikasi yang lebih hebat
-          Penatalaksanaan perdarahan antepartum
-          Penatalaksanaan aspeksia pada BBL

V.                RENCANA MANAGEMEN / TINDAKAN
-          Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini
-          Observasi banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda – tanda vital
-          Penyuluhan kebutuhan istirahat pada ibu
-          Berikan dukungan psikologis pada ibu
-          Penyuluhan tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil
-          Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
-          Jelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara normal tetapi harus secara seksio sesaria karena ada plasenta yang menutupi jalan lahir.

VI.             IMPLEMENTASI
-          Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
-          Mengobservasi banyaknya perdarahan dan tanda – tanda vital
-          Menjelaskan kepada ibu untuk beristirahat total atau tirah baring
-          Memberikan dukungan psikologis pada ibu
-          Memberikan penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
-          Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
-          Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara normal tetapi harus secara seksio sesaria karena ada plasenta yang menutupi jalan lahir.

VII.          EVALUASI
-          Ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya saat ini, bahwa ibu mengalami sebuah komplikasi dalam kehamilannya dimana plasenta atau uri berada pada bagian bawah rahim ibu hamil 32 minggu, DJJ (+), bagian terbawah janin belum masuk PAP.

Kamis, 05 Mei 2011

Faktor – factor yang mempengaruhi Persalinan


A.        LATAR BELAKANG        
            Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa dapat diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu melahirkan dan perinatal dalam 100.000 persalinan hidup ( Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG ).
Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Anak ( AKA ) di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi, menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ( Maternal mortality is an indicator of how well the entire health care syatem in functioning ).
            Upaya atau strategi yang dapat dilakukan oleh bidan di masyarakat untuk menekan AKI dan AKA adalah dengan memberikan perhatian dan perlakuan khusus pada ibu hamil, bersalin , nifas dan bayi baru lahir dengan cara sebagai barikut ;
-          Membina dan mengarahkan masyarakat agar bersedia dan mampu mengenali masalah ( deteksi dini ) resiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
-          Bekerjasama dan melakukan pembinaan kader
-          Memberi penyuluhan dan mengampanyekan tentang suami siaga
-          Menggalang Tabungan Ibu Bersalin ( Tabulin )
( Rita Yulifah & Tri Jihan Agus Yuswanto )
            Fungsi utama dari kebidanan sendiri adalah untuk memastikan kesejahteraan perempuan masa bersalin dan bayinya., berdasarkan aturan kewenangan yang diatur dalam Permenkes no 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik Bidan.
 ( Asri Hidayat & Mufdlilah )            
B.        TUJUAN UMUM
            Secara umum tujuan Pembuatan makalah ini adalah mengetahui Faktor – factor yang mempengaruhi Persalinan
C.                TUJUAN KHUSUS
 Tujuan khususnya adalah mengetahui secara rinci tentang Faktor – factor yang mempengaruhi Persalinan
LANDASAN TEORI
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik. ( Pramita Herlina )
Definisi persalinan menurut Prof. Dr. I. B. Gde Manuaba, DSOG adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ( penolong ) atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat” ( Pramita Herlina )
Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas topik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu : power, passage, passanger, psykologis, penolong. 
PEMBAHASAN
Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P kemungkinan terdapat penyimpangan atau kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3 P disebut Persalinan Distocia.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Jalan lahir : Jalan lahir tulang atau jalan lahir lunak
  • Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.
  • Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal
  • Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggul hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium) ialah 10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul) 12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
  • Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan hambatan persalinan apabila : panggul sempit seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, ada tumor dalam panggul
  • Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot ini akan mudah ruptur.
  • Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina.

2. POWER (KEKUATAN)
Power adalah kekuatan his atau kontraksi dan kekuatan mengejan ibu yang sangat penting dalam proses persalinan.
  • Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu
  • Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim
  • His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan
  • Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik
  • Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya kontraksi
  • His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah
  • His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan
  • His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient,
  • Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul
  • Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik
  • Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri
kelainan kekuatan his dan meneran, dapat disebabkan oleh :
1). Kelainan kontraksi rahim
  • inersia uteri primer dan sekunder
  • tetania uteri dapat mengakibatkan partus presipitatus, asfiksia intrauterin sampai kematian janin dalam rahim
  • inkoordinasi kontraksi otot rahim yang disebabkan karena usia terlalu tua, pimpinan persalinan salah, induksi perrsalinan, rasa takut dan cemas
2). Kelainan tenaga meneran
  • Kelelahan
  • Salah dalam pimpinan meneran pada kala 2
3. PASSANGER
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal
  • Passenger terdiri dari janin dan plasenta
  • Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala
  • Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang
Proses persalinan merupakan proses mekanis yang melibatkan tiga faktor yaitu : jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan akhirnya janin yang didorong dalam satu mekanis tertentu dan terpadu. Dari ketiga komponen tersebut hanya kekuatan (his dan mengejan) yang dapat dimanipulasi dari luar tanpa membahayakan janin dalam proses persalinan.
Ada 2 sub faktor lain selain 3 faktor utama tadi, yakni Psikis dan Penolong.Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
    • Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
    • Pengalaman bayi sebelumnya
    • Kebiasaan adat
    • Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
3 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah : power, passage, passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan, sehingga 2 faktor ini dapat disebut sebagai sub faktor yang juga mendukung proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA


- Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG . ” Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana – untuk Pendidikan Bidan ”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998
- Sarwono Prawirohardjo, “ Ilmu Kebidanan, PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009
- Pramita Herlina, : ” FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYAPERSALINAN SUB TOPIK : power, passage, passanger, psykologis, penolong”

Lentera Impian.com : ” Catatan Kuliah
Rita Yulifah & Tri Johan Agus Yuswanto : ” Asuhan Kebidanan Komunitas ”. Salemba Medika, 2009
Asri Hidayat & Mufdlilah, ” Catatan Kuliah, Konsep Kebidanan ”, Mitra Cendikia Press, 2008