BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 LATAR BELAKANG
Bidan sebagai tenaga terlatih di tengah masyarakat dimintai bantuan bila berhadapan dengan kesulitan dalam kesehatan. Keluhan utama wanita yang mendorong untuk memeriksakan diri selama hamil, melahirkan ataupun pada masa nifas. Keberadaan bidan bertujuan untuk menyaring berbagai masalah kesehatan, keluarga berencana, dan sebagai pendidik ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Makin tinggi pendidikan masyarakat, makin banyak peranan bidan sebagai tenaga terlatih dalam mata rantai pelayanan dan pengayoman medis Sistem Kesehatan Nasional,
Sekalipun tugas utama bidan bukanlah untuk ikut menangani penyakit kandungan tetapi bidan dapat melakukan hal berikut ini :
· KIEM (komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi) perorangan atau masyarakat untuk memeriksakan diri.
· Mendorong masyarakat untuk melakukan konsultasi dengan dokter puskesmas atau rumah sakit.
· Melakukan rujukan ke puskesmas ke dokter ahli atau rumah sakit.
· Menerima pengawasan lanjutan dari puskesmas atau dokter ahli rumah sakit sehingga masyarakat selalu dalam pengayoman medis.
· Mendorong masyarakat untuk memperhatikan konsep peningkatan pemeliharahan kesehatan dalam posyandu melalui upaya peningkatan gizi ibu hamil dan balita, menerima gerakan keluarga berencana, imunisasi, pengobatan sederhana, dan memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman obat sederhana.
1.1.2 TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengetahuan dalam memecahkan masalah khususnya pada “ Ny. T dengan Post Partum hari I ”.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan Post Partum Hari I.
2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah pada klien.
3. Menyusun rencana kebidanan.
4. Melaksanakan tindakan kebidanan.
5. Evaluasi asuhan kebidanan.
1.1.3 METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah :
1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa dan gejala yang terjadi.
2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustakaan.
3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas kesehatan.
1.1.4 LOKASI DAN WAKTU
a. LOKASI
Asuhan Kebidanan ini disusun saat penulis melaksanakan praktek lapangan di Puskesmas Terara.
b. WAKTU
Penyusunan asuhan kebidanan ini dilakukan pada tanggal 14 oktober 2010.
1.1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, lokasi dan waktu, serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori
BAB III Tinjauan kasus meliputi pengkajian data, diagnosa/ masalah, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana tindakan dan evaluasi.
BAB IV Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
NIFAS
a. Pengertian
Nifas atau masa nifas adalah suatu masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kira-kira 6 minggu (Saefuddin AB, 2001)
Nifas atau puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal dan berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Dijumpai 2 kejadian penting dalam puerperium yaitu involusio uterus dan proses laktasi.
(Manuaba IBG, 1998)
b. Etiologi
Lahirnya hasil konsepsi dan pengembalian kembali alat reproduksi seperti saat sebelum hamil
c. Fisiologi
Segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira sepusat. Korpus uteri sekarang sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan dilapisi desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masing-masing 4-5 cm. Oleh karena adanya konraksi rahim, pembuluh darah tertekan sehingga terjadi ischemia. Selama 2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran yang sama baru 2 minggu kemudian turun kerongga panggul dan tidak dapat diraba lagi diatas symfisis dan mencapai ukuran normal dalam waktu 4 minggu.
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena infolusio 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal dalam uterus berdeferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik terkelupas keluar bersama lochea sementara lapisan basalis tetap utuh menjadi sumber pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat kecuali tempat plasenta. Seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.
Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran sebesar telapak tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4 cm.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.
Serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur setelah kala II persalinan. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah persalinan, porsio masih dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut serviks sempit, serviks kembali menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.
Miometrium segmen bawah uterus yang sangat tipis berkontraksi tetapi tidak sekuat korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen bawah menjadi isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.
Vagina dan pintu keluar vagina akan membentuk lorong yang berdinding lunak yang ukurannya secara perlahan-lahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga, hymen muncul kembali sebagai potongan jaringan yang disebut sebagai carunculae mirtiformis.
Pada dinding kandung kencing terjadi edema dan hyperemia, disamping itu kapasitasnya bertambah besar dan relative tidak sensitive terhadap tekanan cairan intravesika.
d. Tanda dan Gejala
Nifas ditandai dengan :
(Saefuddin AB, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002 hal : 122)
1) Adanya perubahan fisik
a) Uterus (Rahim)
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena infolusio 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.
b) Serviks (Leher rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari. Namun ada juga yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk mulut serviks yang bulat menjadi agak memanjang dan akan kembali normal dalam 3-4 bulan
c) Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan kembali seperti semula setelah 3-4 minggu.
d) Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada perut sebaiknya diikuti olahraga atau senam penguatan otot-otot perut. Jika ada garis-garis biru (striae) tidak akan hilang, kemudian perlahan-lahan akan berubah warna menjadi keputihan.
e) Payudara
Payudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan kembali normal setelah masa menyusui berakhir. Untuk menjaga bentuknya dibutuhkan perawatan yang baik.
f) Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga hiperpigmentasi pada muka, leher, payudara dan lainnya akan menghilang secara perlahan-lahan.
2) Involusio uterus dan pengeluaran lochea
Dengan involusio uteri, maka lapisan lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama-sama dengan sisa cairan, campuran antara darah yang dinamakan lochea. Biasanya berwarna merah, kemudian semakin lama semakin pucat, dan berakhir dalam waktu 3-6 minggu.
a) Lochea Rubra
Sesuai dengan namanya yang muncul pada hari pertama post partum sampai hari keempat. Warnanya merah yang mengandung darah dan robekan/luka pada tempat perlekatan plasenta serta serabut desidua dan chorion.
b) Lochea Serosa
Berwarna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, banyak serum, juga lekosit. Muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan.
c) Lochea Alba
Warnanya lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan mengandung leukosit, selaput lendir serviks serta jaringan yang mati. Timbulnya setelah hari kesembilan.
3) Laktasi atau pengeluaran ASI
Selama kehamilan hormon estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveolus dan duktus lactiverus didalam payudara dan juga merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI akan berlangsung sesudah kelahiran bayi saat kadar hormon estrogen dan progesterone menurun.
Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin, rangsangan sentuhan payudara (bayi mengisap) akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel mioepitel
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus kesinus lactiverus.
Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya melahirkan adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya akan protein, mineral, dan antibody daripada ASI yang telah mature. ASI yang mature muncul kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran.
4) Perubahan system tubuh lain
a) Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelanjar hypofise anterior, meningkat dan menekan produksi FSH (Folicle Stimulating Hoemone) sehingga fungsi ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormone estrogen dan progesteron, kondisi ini akan mengembalikan fungsi ovarium kepada keadaan semula.
b) Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal dengan adanya mekanisme kompensasi yang menimbulkan hemokonsentrasi, umumnya terjadi pada hari ketiga dan kelima.
e. Aspek Psikologis Post Partum
Dibagi dalam beberapa fase yaitu :
1) Fase “Taking In”
a) Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya, fase ini berlangsung selama 1-2 hari.
b) Ibu memperhatikan bayinya tetapi tidak menginginkan kontak dengan bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang bayinya.
c) Ibu memerlukan makanan yang adekuat serta istirahat/tidur.
2) Fase “Taking Hold”
a) Fase mencari pegangan, berlangsung ±10 hari.
b) Ibu berusaha mandiri dan berinisistif.
c) Perhatian terhadap kemampuan diri untuk mengatasi fungsi tubuhnya seperti kelancaran bab, bak, duduk, jalan dan lain sebagainya.
d) Ibu ingin belajar tentang perawatan diri dan bayinya.
e) Timbul rasa kurang percaya diri.
3) Fase “Letting Go”
a) Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya.
b) Ibu mandapatkan peran dan tanggung jawab baru
c) Terjadi peningkatan kemandirian diri dalam merawat diri dan bayinya.
d) Terjadi penyesuaian dalam hubungan keluarga dan bayinya
Ada yang membagi aspek psikologis masa nifas adalah sbb :
1) Fase Honeymoon
Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah dan anak pada fase ini.
a) Tidak memerlukan hal-hal yang romantis
b) Saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
2) Bonding and Attachment
Menurut Nelson Attachment, bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir.
Menurut Nelson Attachment adalah ikatan aktif yang terjadi antara individu.
3) Post Partum Blues
Adalah dimana wanita :
a) Kadang-kadang mengalami kekecewaan yang berkaitan dan mudah tersinggung dan terluka
b) Nafsu makan dan pola tidur terganggu, biasanya terjadi di Rumah Sakit karena adanya perubahan hormon dan perlu transisi.
c) Adanya rasa ketidaknyamanan, kelelahan, kehabisan tenaga yang menyebabkan ibu tertekan
d) Dapat diatasi dengan menangis. Bila tidak teratasi dapat menyebabkan depresi.
e) Dapat dicegah dengan memberikan penyuluhan sebelumnya bahwa hal tersebut diatas adalah normal.
f. Prosedur Diagnostik
1) Anamnesa
a) Riwayat ibu:
i. Tanggal dan tempat persalinan
ii. Penolong persalinan
iii. Jenis persalinan
iv. Masalah selama persalinan
v. Nyeri
vi. Menyusui atau tidak
vii. Keluhan
b) Riwayat social ekonomi
c) Riwayat Bayi
i. Menyusu atau tidak
ii. Keadaan tali pusat
iii. Bab dan bak
iv. Tanda-tanda bahaya lainnya
2) Pemeriksaan kondisi ibu
a) Pemeriksaan umum
i. Tekanan Darah
ii. Nadi
iii. Suhu
iv. Respirasi
v. Tanda anemia
vi. Oedema dan tanda thromboflebitis
vii. Refleks dan varices
b) Payudara
i. Puting susu
ii. Nyeri tekan
iii. Abses
iv. Pengeluaran ASI
c) Abdomen (uterus)
i. Tinggi Fundus Uteri
ii. Kuntraksi uterus
iii. Kandung kemih
d) Vulva dan perineum
i. Pengeluaran
ii. Penjahitan laserasi atau luka episiotomi
iii. Hemoroid
g. Penatalaksanaan
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu hamil :
(Saefuddin AB, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002 hal : N24-N25)
1) Kebersihan diri
a) Anjurkan ibu bagaiman membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun didaerah vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian membersihkan daerah anus. Dibersihkan setiap kali setelah selesai buang air kecil dan buang air besar.
b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluan.
d) Jika ibu mempunyai luka operasi atau laserasi, tidak diperkenankan untuk menyentuh daerah luka.
2) Istirahat
a) Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat dengan cukup guna mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu tidur pada saat bayinya juga tidur.
b) Sarankan ia kembali kekegiatan rumah tangga biasa secara bertahap.
3) Latihan
a) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul, kembali seperti keadaan sebelum hamil.
b) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari akan sangat membentu, seperti misalnya latihan kegel.
4) Gizi
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali setelah selesai menyusui)
d) Pil besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 IU)
f) Makanan yang harus dikonsumsi ibu nifas :
Bahan Makanan | Berat (Gram) | Ukuran Rumah Tangga |
Beras Daging Tempe Sayuran Buah Susu Gula Pasir Minyak | 500 75 125 300 200 200 30 40 | 2½ gelas 3 potong 5 potong 3 mangkok 1 potong 1 gelas 3 sendok makan 4 sendok makan |
Kecukupan gizi ibu nifas sesuai Widya Karya Nasional Pangan Dan Gizi :
~ Kalori : 2800 kal
~ Protein : 56 gram
~ Kalsium : 900 mg
~ Fosfor : 750 mg
~ Besi (Fe) : 28 µg
~ Iodium : 200 mg
~ Seng : 35 mg
~ Vitamin A : 850 RE
~ Vitamin C : 55 mg
~ Vitamin B12 : 1,3 mg
~ Asam Folat : 200 µg
~ Riboflavin : 1,4 mg
~ Niasin : 12,4 mg
~ Thiamin : 1,2 mg
5) Perawatan payudara
a) Menjaga payudara tetap bersih
b) Menggunakan bra yang menyokong payudara
c) Rawat payudara bila bengkak atau lecet
6) Hubungan intim (suami istri)
Begitu darah merah sudah tidak lagi keluar, dan ibu tidak merasa ada ketidaknyamanan, maka hubungan intim sudah dapat dimulai atau sesuai dengan kepercayaan yang dianut ibu.
h. Prognosa dan Komplikasi
1) Prognosis
Masa nifas normal, jika involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan system tubuh, termasuk keadaan psikologis ibu normal.
(Saefuddin AB, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002 hal : 122)
2) Komplikasi
Komplikasi pada masa nifas yang biasa terjadi adalah :
(Hanifa Winkjosastro, 2002)
a) Infeksi nifas
b) Kelainan atau gangguan pada mammae
i. Mastitis
ii. Bendungan ASI
iii. Kelainan puting susu
c) Subinvolusio
d) Perdarahan nifas skunder
e) Tromboflebitis
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”T”
DENGAN POST PARTUM HARI I DI PUSKESMAS TERARA
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal / waktu pengumpulan data : 14 oktober 2010 jam 08.00 wita
Tempat pengumpulan data : Puskesmas Terara
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. “T” Nama : Tn. “R”
Umur : 20 Thn Umur : 28 Thn
Pendidikan : DI Pariwisata Pendidikan : SLTA
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Terara selatan
2. Keluhan utama saat ini : Ibu mengeluh nyeri pada luka dan jahitan pada perineum.
3. Riwayat persalinan :
Tanggal / Jam persalinan: 14 oktober 2010 jam 06.10 wita
Penolong persalinan : Bidan
Tempat persalinan : Puskesmas Terara
Jenis persalinan : Partus spontan biasa
Keadaan bayi : A-S : 7-8, BB: 2500 gr, PB: 48 cm, JK: Laki-laki, LIKA 32 cm
Komplikasi selama kehamilan dan persalinan : Tidak ada
Robekan perineum : Ada robekan pada perineum derajat 3 dan dilakukan penjahitan.
4. Riwayat persalinan dan nifas yang lalu
No | UK | Jenis persalinan | Tempat persalinan | Penolong | Riwayat Penyakit | Anak | Umur | Ket. | ||||
H | B | N | JK | BBL | PB | |||||||
1 | 40 mgg | P spt B | PKM Terara | Bidan | H | | | L | 2500 | 48 cm | 1 hr | |
5. Riwayat kebutuhan biopsikososial
a. konsumsi zat besi selama hamil : ya, sebanyak 4 bungkus
b. konsumsi obat-obatan: tidak ada
c. kebutuhan nutrisi
- frekuensi: 3x 1 hari
- komposisi: nasi, sayur,lauk pauk dan buah.
- porsi: 1 piring
- pantangan: tidak ada
- masalah: tidak ada
d. Pemberian ASI
- Diberikan segera setelah lahir ( IMD )
e. pola eliminasi
BAK:
- Belum BAK
BAB:
- Belum BAB
e. Mobilisasi
Duduk : sudah dapat dilakukan dengan bantuan orang lain
Berdiri : belum dilakukan
Berjalan : belum dilakukan
f. personal higyne
mandi : Belum Pernah
gosok gigi : Belum Pernah
ganti pakaian : 1 kali
potong kuku : sudah dilakukan
g. hubungan seksual: belum dilakukan
h. riwayat dan rencana KB : rencana KB suntik 3 bulan sekali
i. tanda-tanda bahaya : tidak ada
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Emosi : stabil
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 37
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
Terapi : Asam Mefenamat, metilergometrin tablet, amoxicillin 3X1, Vit A 1X1, FE 1X1.
2. Pemeriksaan fisik
· Kepala dan wajah
Kebersihan rambut : bersih tidak berketombe
Warna rambut : hitam
DistribuĂs : merata
Tanda mal nutrisi : tidak ada
Keadaan kulit kepala : normal, tidak ada peradangan, lesi dan tumor.
· Wajah : Tidak Pucat, Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, tidak ada edema pada wajah
· Leher
Kulit leher : Pembengkakan (-), jaringan parut (-), masa (-)
Pembesaran kelenjar tiroid
- pemeriksaan dari arah depan : tidak ada
- pemeriksaan dari arah belakang : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Bendungan vena jugularis : tidak ada
· Payudara dan ketiak
Keadaan payudara : simrtris, warna normal, tidak tegang tidak kemerahan, lesi(-), bekas operasi (-), edema (-), kulit seperti kulit jeruk (-)
Warna areola : hiperpigmentasi
Keadaan puting : Menonjol, tidak ada lesi dan ada pengeluaran colostrum
Saat pasien mengangkat kedua tangan : tidak ada retraksi atau dimpling
Palpasi : masa (-), benjolan (-), nyeri tekan (-)
Ketiak : pembesaran kelenjar limfe (-)
· Abdomen
Luka operasi : Tidak ada
Kandung kemih : kosong
Kontraksi : baik
TFU : 2 jari di bawah pusat
· Genetalia
Inspeksi : lochea berwarna merah, konsistensi cair dan berbau amis,adanya jahitan pada perinium.
· Ektremitas
Tidak ada varises, tidak ada warna kemerahan pada betis, tidak pucat, tidak ada edema.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa : P1 A0 H1 post partum hari I
Dasar :
- Ibu mengatakan melahirkan yang pertama
- Ibu mengatakan persalinan tanggal 14 oktober 2010 jam 06.10 wita
- K/U ibu baik
- Tanda vital : TD : 110/80 mmHg, S : 37°C, n : 88 x/menit R: 24x/menit
- Wajah dan Konjungtiva tidak pucat
- Payudara tidak tegang dan menonjol
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari di bawah pusat
- Kandung kemih kosong
- Lochea rubra, berbau amis
- Adanya jahitan pada perineum
B. Masalah : Gangguan rasa nyaman karena nyeri adanya jahitan pada perineum
C. Kebutuhan
- Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanannya.
- Menjelaskan pada ibu untuk mobilisasi sedini mungkin.
III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
1. Asuhan mandiri : - Mobilisasi dini
2. Kolaborasi : - Pemberian obat – obatan
3. Rujukan : Jika perlu
V. RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan
2. Observasi tanda – tanda vital
3. Anjurkan Ibu untuk mobilisasi
4. Jelaskan tentang perawatan luka / jahitan pada perineum
5. Berikan obat sesuai dengan advis dokter
6. Jelaskan tentang ASI eksklusif dan perawatan payudara
7. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar
8. Jelaskan tentang perawatan bayi sehari hari
9. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya KB
10. Beritahu ibu tentang kunjungan ulang dan tanda tanda bahaya pada ibu nifas
VI. PELAKSANAAN ASUHAN
Tanggal 14 oktober 2010 Jam 08.30 wita
1. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan bahwa keadaan umum ibu baik, Tanda vital : TD : 110/80 mmhg, S : 37°C, n : 88 x/menit R: 24x/menit
3. Mengajurkan pada ibu untuk mobilisasi dini.
4. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan luka / jahitan pada perineum
5. Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai dengan advis dokter
6. Menjelaskan pada ibu tentang ASI Eksklusif dan perawatan payudara
7. Menjelaskan pada ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar
8. Menjelaskan tentang perawatan bayi sehari-hari
9. Menjelaskan tentang KB
10. Memberitahu ibu tentang kunjungan ulang dan tanda – tanda bahaya pada ibu nifas.
VII. EVALUASI HASIL ASUHAN
Tanggal 14 oktober 2010 jam 09.00 wita
- K/U ibu baik
- Tanda – tanda vital TD : 110/80 mmhg, T : 37 c, N : 88 x/mt, RR : 24 x/mt
- Cut baik
- T Fut 2 jari bawah pusat
- Pegeluaran lochea rubra
- Ibu mengerti dan mau melaksanakan penjelasan yang di berikan
- Minum obat Amoxicillin, asam mefenamat dan metilergometrin tablet
- BAK belum dilakukan
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada pasien nifas maka dapat kita mengambil kesimpulan bahwa masa nifas adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi ( setelah plasenta lahir ) sampai dengan pemulihan alat – alat reproduksi ke kondisi seperti semula sebelum terjadi persa;linan ( 6 mgg ).
Dan perawatan yang perlu dilakukan adalah perawatan ibu antara lain perawatan payudara, perawatan luka perineum, perawatan bayi serta penjelasan tantang KB dan kunjungan ulang selama proses nifas.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa diharapkan mahasiswa kebidanan lebih professional di dlam melaksanakan asuhan
2. Bagi instansi pelayanan kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan dan fasilitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo Sarwono, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Jakarta, 2008
Manuaba Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, 1987
Muchtar Rustam, Sinopsis Obstetri, Yayasan bina pustaka, edisi 2, 1998